Manusia merupakan ciptaan Tuhan yang paling Sempurna, Indah dan adikodrati. Semua isi alam menyatu, dan padanya Tuhan memberikan kuasa untuk menjadi kalifah di muka bumi. Demikian besar cinta Tuhan kepada manusia, hingga berbuat hal yang batilpun masih di bukakan pintu maaf.
Tak banyak diantara mereka yang dapat mensyukuri nikmat yang telah diberikan. Terlalu banyak alasan untuk membenarkan diri, karena ikatan ego yang ada pada dirinya belum mampu dipilah-pilah. Dan tragisnya dengan diberikan martabat yang tinggi, malah maunya se-mau gue. Nggak mau menerima aturan atau norma hidup yang seharusnya di lakukan, karena manusia sebutannya sebagai mahluk bermartabat. Lalu apa sebutan yang tepat untuk ukuran manusia yang mengabaikan norma hidup?
Bukankah alasan logis dan efisinsi yang selalu di dengungkan untuk menghindari arti boros atau tidak mau menghormati nilai-nilai luhur yg merupakan wujud mahluk bermartabat?.
mari kita bersama merenung dan membuka hati, keberadaan kita di bumi untuk maksud yang muliya. Rasa adalah sarana untuk memahami arti dari nilai luhur yang di wariskan oleh nenek moyang bangsa kita. seyogyanya tidak disingkiri tetapi dipahami denfan segenap kerendahan hati. Agar nilai martabat kemanusiaan kita benar-benar kita ketahui, kita mengerti sesuai harapan Allah yang menjadikan kita sebagai mahluk yang diberikan karunia dengan Martabat yang tinggi.
Bopo Ki Tunjung Seta
Tidak ada komentar: